SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

2018 ~ Hidup Harus Bersyukur

Minggu, 21 Oktober 2018

Menjadi warga binaan Lapas Klas II A Pematang Siantar, tak menghalangi kreativitas Jujun Hardiaman. Bahkan, kemampuannya berkembang dari sekedar membuat sketsa gambar, kini punya keahlian membuat kerajinan tangan. ----------------------------


SIANG itu (5/10), seluruh narapidana dan tahanan di Lapas Klas II A Pematang Siantar tengah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Beberapa di antaranya terlihat sedang menjemur pakaian. Ada pula beberapa warga binaan yang sudah berpakaian rapi dan bersiap ke masjid untuk menunaikan Salat Duhur.

Jika warga binaan lainnya beraktivitas di luar ruangan, tidak demikian dengan seorang warga binaan asal Pematang Raya Simalungun. Namanya Jujun Hardiaman. Ia tampak sibuk selnya. Setumpuk rotan bambu yang telah using, berjajar disampingnya. Reza –sapaan akrabnya – tampak fokus dengan sebuah benda yang ada di depannya.

Ya, Reza punya aktivitas yang belakangan rutin dilakukannya. Yakni membuat Kapal pesiar, motor, mobil dll dari bahan bekas. Salah satunya, ialah rotan bambu yang bekas. Satu per satu batang rotan dipilahnya dan lantas dimasukkan ke sebuah ember kecil berisi air dan kemudian dibersihkan dan dicuci.

Dari rotan bambu bekas itulah, berbagai macam kerajianan unik dibuat. Kreativitasnya dalam menciptakan karya-karya dari bahan bekas itu, mulai diasahnya sejak menghuni Lapas IIA Pematang Siantar April 2016. Awal mulanya, ia merasa risih dengan banyaknya barang bekas yang ada di lapas. Akhirnya, munculah ide untuk memanfaatkan barang-barang bekas itu.

Apalagi, semenjak di lapas, ia berusaha untuk tetap beraktivitas positif. Tanpa pikir panjang, ia memungut beberapa jenis sampah yang dinilainya dapat didaur ulang. Mulai koran bekas sampai dengan bungkus rokok dan rotan bambu. Reza yang juga jago menuangkan imajinasi dalam bentuk gambar itu, mulai berkreasi dengan pensil.

“Awalnya saya buat sketsa. Dulu banyak macamnya. Ada beberapa seperti mobil, motor, becak dan kapal pesiar. Karena disini (penjara, Red) kan tidak ada contoh, ya saya gambar saja sesuai imajinasi dengan sedikit ingatan saya di kepala. Entah mirip aslinya atau malah tidak, itu urusan belakang,” bebernya.

Saat masih menghirup udara bebas, pekerjaan menggambar itu dapat diselesaikan dalam tempo yang singkat. Namun, kini ia membutuhkan waktu paling cepat tiga hari. “Jelas lebih lama kalau di sini, karena suasananya kan berbeda dengan di luar,” tambah dia.

Karya pertama yang diciptakan jujun ialah sepeda motor. Ia menyukai sepeda motor berjenis Herley Davidson yang merupak motor idaman dikalangan kaum adam. Dari karya pertamanya itu pula, jujun kemudian dapat membuka menciptakan beberapa karya lainnya. Ternyata, karya-karya tersebut menarik perhatian teman-teman sesama warga binaan.

“Akhirnya, saya lebih serius menggarapnya. Karena ada beberapa teman yang ingin dibuatkan. Karena di sini bahannya terbatas, merekalah yang menyediakan bahan-bahan seperti cat, lem, dan sebagainya. Itu biasanya dibawakan oleh keluarga mereka saat membesuk,” tutur Reza.

Reza mengatakan, tak mungkin ia mengharapkan bahan-bahan yang dibutuhkan pada istrinya. Selain karena istrinya yang tinggal di Pematang Raya Simalungun jarang membesuk, Reza mengaku tak ingin membebani sang istri.

Akhirnya, Reza menjalin kesepakatan dengan pemesan untuk menyediakan bahan-bahannya. Puluhan karya telah dibuatnya selama lebih dari setahun terakhir. Dari kreativitasnya itu, Reza bisa sedikit meringankan beban istrinya saat menjenguk.

“Dalam setiap karya, ada kesepakatan dengan teman yang minta dibuatkan. Terutama soal harga, biasanya dipatok Rp 80 ribu. Pembayarannya tak berupa uang tunai,” jelasnya. “Karya yang dipesan teman itu ditukar dengan kebutuhan saya. Seperti gula, teh, kopi, atau rokok,” imbuh mantan supervisor showroom mobil di raya itu.

Untuk Pemesanan silahkan hub : WA : 082311490306 Hp : 082163176940